Saat ini, Deadlock menjadi salah satu game multiplayer kompetitif yang tengah naik daun di Steam, di mana kali ini mereka menerapkan inovasi unik dalam menangani masalah cheater.
Meskipun masih berada di tahap uji coba terbatas, Deadlock sukses menarik perhatian dengan gameplay yang menggabungkan elemen hero shooter dan MOBA. Namun, sejak perilisannya, masalah cheater mulai mengganggu keseimbangan permainan.
Kini, Valve, sebagai pengembang telah meluncurkan update anti-cheat terbaru yang memperkenalkan solusi unik, yaitu mengubah para cheater menjadi kodok.
Mekanisme Game Deadlock
Sebagai game kompetitif, Deadlock menawarkan sesuatu yang berbeda dari kebanyakan game serupa. Dengan perpaduan mekanik hero shooter seperti yang kita lihat di Overwatch, serta elemen MOBA yang menghadirkan jalur creep dan sistem pembelian aksesoris penguat, Deadlock memberikan sesuatu yang fresh pada genre-nya.
Setiap pemain memilih hero dengan kemampuan uniknya masing-masing, lalu bekerja sama dengan tim untuk mengalahkan musuh dalam mode objective-based. Seperti MOBA pada umumnya, kita dapat membeli item untuk memperkuat karakter di sepanjang permainan.
Ditambah lagi, adanya jalur creep menambah kompleksitas strategi, karena kita dipaksa untuk menjaga keseimbangan antara menyerang musuh dan melindungi markas dari serangan.
Sistem Anti-Cheat Baru
Setelah menerima berbagai masukan dari komunitas, Valve akhirnya merilis update sistem anti-cheat terbaru untuk Deadlock. Yang membuat sistem ini berbeda dari game lain adalah pendekatannya yang tidak hanya sekadar memblokir cheater, tetapi juga memberikan momen penghinaan sebelum mereka benar-benar di-ban secara permanen.
Pada update tersebut, pemain yang terbukti melakukan kecurangan akan dirubah menjadi kodok. Sebagai kodok, cheater tidak bisa melakukan apa-apa selain melompat. Mereka kehilangan semua kemampuan menyerang dan menjadi target yang mudah bagi pemain lain.
Meski terdengar konyol, fitur ini membawa elemen hiburan tersendiri di tengah seriusnya kompetisi. Ketika cheater berubah menjadi kodok, mereka menjadi bahan ejekan dan target empuk. Alih-alih langsung di-ban, mereka harus melalui fase “penghinaan” terlebih dahulu, yang menambah kepuasan bagi para pemain yang terganggu oleh ulah mereka.