Monolith Soft Rayakan Ulang Tahun ke-25

Pada tanggal 1 Oktober kemarin, Monolith Soft merayakan peringatan 25 tahun sejak studio ini didirikan pada tahun 1999. Sebagai perayaan ulang tahun ini, studio yang terkenal dengan seri Xenoblade Chronicles ini membuka situs spesial dan juga video peringatan yang sangat menarik.

Pesan dari Direktur

Monolith Soft 25 tahun - spesial

Hirohide Sugiura selaku direktur dari Monolith Soft memberikan pesan sebagai perayaan untuk peringatan 25 tahun. Berikut adalah terjemahan dari pesan yang disampaikannya.

Monolith Soft sekarang merayakan ulang tahun yang ke-25.

Kami ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua orang yang sudah meaminkan dan menikmati game-game buatan kami, kepada orang-orang yang telah membantu kami membuat game, termasuk perusahaan rekan dan kreator eksternal, dan untuk seluruh staf kami dan keluarganya. Ada banyak rintangan dan cobaan, tetapi saya rasa hasil dari menghadapi dan menyelesaikan berbagai masalah satu per satu telah membawa kami ke posisi sekarang.

Sejak pendirian kami pada Oktober 1999, staf kami telah betambah banyak, kami kini memiliki tiga pusat pengembangan, dan kami telah mengerjakan berbagai judul besar, tetapi di saat yang sama, saya merasa belum benar-benar puas dengan keberhasilan atau mencapai sesuatu. Ada sesuatu yang selalu saya kejar terus selama Monolith Soft berdiri, dan hal ini tidak mungkin bisa saya capai di masa depan.

Jika Monolith Soft berlanjut ke masa depan, saat ini masih berada dalam tahap “Permulaan”. Kami ingin sejarah perusahaan kami berlanjut terus 100, 200, atau bahkan 500 tahun ke depan, sehingga kami dapat terus menargetkan kualitas yang lebih tinggi tanpa pernah meras puas dengan status kuo.

Video Spesial dan Hadiah Wallpaper

Situs spesial ini juga dilengkapi dengan video spesial yang menyoroti sejarah Monolith Soft. Video ini diiringi lagu “Future Awaits” yang dinyanyikan oleh Joanne Hogg dan merupakan lagu ending dari DLC Future Redeemed untuk Xenoblade Chronicles 3. Selain itu, kalian bisa melihat berbagai game yang pernah dibuat oleh Monolith Soft dan diakhiri dengan para karakter Xenoblade Chronicles dan KOS-MOS dari Xenosaga berkumpul.

Selain itu, kalian bisa juga mendapatkan wallpaper untuk ponsel kalian dari situs resminya.

Sejarah Monolith Soft

Monolith Soft didirikan oleh Tetsuya Takahashi, seorang pengembang yang dulu bekerja di Nihon Falcom dan juga Square (sekarang Square Enix). Setelah mengerjakan Final Fantasy VI, Takahashi membuat proposal untuk Final Fantasy VII. Tetapi Square menganggap game ini terlalu gelap untuk menjadi Final Fantasy dan ditolak. Kemudian ia dia diizinkan untuk melanjutkan proposalnya sebagai game yang berbeda. Proposal itu berakhir menjadi Xenogears yang rilis pada tahun 1998.

Tetapi setelah itu, ia tidak puas dengan cara bisnis Square. Akhirnya, Takahashi berbicara dengan Hirohide Sugiura dan memutuskan untuk keluar dari Square dan mendirikan studio baru. Mereka merasa memerlukan dukungan penerbit besar agar studio mereka bisa bertahan hidup. Mereka mencoba meminta bantuan ke berbagai penerbit, tetapi sayangnya langsung menolaknya karena mereka percaya bahwa Monolith Soft seharusnya berdiri sendiri.

Namun Namco (sekarang Bandai Namco) pada asat itu tertarik untuk berinvestasi kepada Monolith Soft. Salah satu pendukung utama Monolith Soft adalah Masaya Nakamura, pendiri Namco, yang percaya akan target dan ideal Monolith Soft. Studio ini akhirnya resmi didirikan pada tanggal 1 Oktober 1999 oleh Tetsuya Takahashi, Hirohide Sugiura, dan Yasuyuki Honne, yang sebelumnya bekerja di Square pada seri Chrono dan juga Xenogears.

Pada saat bersama Namco, Monolith Soft membuat seri Xenosaga, spiritual successor dari Xenogears. Seri ini awalnya direncanakan untuk terdiri dari enam game. Tidak hanya itu, mereka juga membuat seri Baten Kaitos dan Namco x Capcom, yang nantinya dilanjutkan menjadi Project X Zone.

Namun sayangnya ternyata penjualan Xenosaga kurang bagus, seri itu pun akhirnya dipangkas menjadi trilogi saja. Tidak hanya itu, Namco juga saat itu merger dengan Bandai untuk menjadi Bandai Namco. Dukungan dari pendiri Namco pun menjadi hilang karena merger tersebut, dan perusahaanya sudah berubah total.

Dibeli Nintendo

Suatu hari, Monolith Soft mendapatkan konsultasi dari Shinji Hatano, direktur eksekutif di Nintendo. Ia menyarankan mereka untuk terus membuat proyek yang inovatif. Merasa tertolong atas saran Hatano yang suportif, Monolith Soft memutuskan untuk pisah dari Bandai Namco dan menjadi anak perusahaan Nintendo. Ini membuat Monolith Soft masih bisa memiliki kebebasan kreativitas dengan bayaran merilis game-nya eksklusif di konsol Nintendo.

Pada April 2007, Nintendo membeli saham Monolith Soft dari Namco Bandai Holdings. Nintendo menjadi pemegang saham terbesar yaitu 80%, sedangkan Bandai Namco masih mempertahankan 16% sahamnya. Di April 2011, Bandai Namco resmi menjual sisa sahamnya ke Nintendo. Dengan ini, Monolith Soft resmi menjadi anak perusahaan Nintendo sepenuhnya.

Di awal bergabung dengan Nintendo, Monolith merilis beberapa game seperti Soma Bringer dan Super Robot Wars OG Saga: Endless Frontier. Tetapi game besar pertama mereka dimulai pada tahun 2006. Takahashi mendapatkan ide untuk membuat dua peradaban yang bertarung di atas dua tubuh dewa raksasa. Game ini awalnya akan rilis dengan judul Monado: Beginning of the World. Tetapi Satoru Iwata selaku CEO Nintendo pada saat itu mengganti judulnya untuk menghormati karya-karya Takahashi sebelumnya yaitu Xenogears dan Xenosaga. Judul barunya adalah Xenoblade Chronicles.

Kondisi Monolith Soft Saat Ini

Selama di bawah Nintendo, Monolith Soft terlihat semakin besar. Seri Xenoblade Chronicles kini sudah terdiri dari 4 game. Tidak hanya itu, mereka juga sering membantu Nintendo untuk berbagai game. Monolith Soft juga membantu pengembangan The Legend of Zelda: Breath of the Wild, Splatoon 2, dan juga Animal Crossing: New Horizons.

Saat ini mereka punya 3 studio, 2 studio di Tokyo dan 1 studio di Kyoto, dekat dengan kantor pusat Nintendo. Timnya pun kini dibagi 3. 1st Production Team ada di Tokyo dan merupakan tim Tetsuya Takahashi. Grup ini berfokus membuat seri Xenoblade Chronicles dan juga game-game buatan Monolith Soft.

2nd Production Team ada di Tokyo juga, tetapi lebih berfokus sebagai studio yang mendukung Nintendo. Mereka mendukung pembuatan The Legend of Zelda: Breath of the Wild dan The Legend of Zelda: Tears of the Kingdom.

Sedangkan tim terakhir adalah Monolith Soft Kyoto yang stafnya paling sedikit, hanya sekitar 30 orang. Tim ini lebih berfokus untuk membuat kesenian, grafis, dan pembuatan aset. Mereka membuat aset untuk Splatoon dan Animal Crossing. Kedua seri ini terkenal memiliki banyak desain pakaian, senjata, bangunan, dan lainnya.

Saat ini, Monolith Soft terlihat sedang mengerjakan dua game besar. Pada tahun 2017, Monolith Soft melakukan rekrut besar-bear untuk proyek ambisius yang berbeda dengan image dari Monolith Soft. Sayangnya info game tersebut masih belum ada kabar apa-apa lagi.

Sedangkan untuk game kedua, Monolith Soft membuka lowongan untuk “RPG Baru” dari 1st Production Team pada Agustus 2024. Pengumuman ini sangat menarik karena tim ini dipimpin oleh Tetsuya Takahashi, kreator seri Xenoblade Chronicles. Apakah lowongan ini untuk Xenoblade Chronicles baru atau malah RPG baru dari Takahashi?

Share This Article
Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version